Kenalan dengan TOUGH LOVE

Pagi ini di awali dengan buat kopi hitam di pantry sebelum menuju ruang studio Radio.  Bekerja  dengan semangat menemani para pendengar dalam beraktifitas pagi hari. Kopi sudah diseduh dan udah diseruput, Akhirnya menyapa pendengar . . .

Halo, Gimana kabarnya kamu ?, Semoga dalam keadaan baik dan sudah full energi dipagi hari ini. Biar pagi ini ditambah lagi energinya ada Niki dengan singlenya ini nguatin kita untuk semangat berjuang, ini dia NIKI – You’ll be in my heart”

Sebagai seorang penyiar pagi, PR terpenting adalah mood harus terjaga dengan baik. Menjaga mood juga bermacam-macam caranya , sesederhana menonton Live Tiktok dari akun DVET, dimana ada Iwet Ramadhan dan Dave Hendrik yang live dari jam 7 sampai 8 WIB. Biasanya membahas self-development, dan seputar kehidupan. Ringan tapi berbobot

Diantara jeda iklan Radio, saya sempatkan nontok DVET, ada pembahasan yang menarik antara Iwet dan Dave pagi ini. Tentang TOUGH LOVE. Semakin seru, semakin dalam saya menonton livenya, menyimak apa Tough Love itu dari POV Iwet dan Dave. Akhirnya saya menyadari satu hal . . .

Saya bisa sampai di sini, Siaran Radio, Bekerja adalah berkat TOUGH LOVE.

Tough Love dari keluarga saya yang menjadikan saya berani berjuang sampai sekarang. Karena memang dari pengertiannya, Tough Love sendiri pendekatan atau menunjukkan kasih sayang yang tegas sekaligus disiplin.

Bagi Tough Love, cinta itu gak hanya tentang kelembutan dan perhatian. Tapi dari batasan yang jelas, konsekuensi, dan bahkan tindakan yang cukup keras yang dampaknya positif untuk jangka panjang..

Gara-gara Tough Love , saya sadar “Oh ini alasan dulu kenapa Ibu ngelarang pulang terlalu malam” atau “Ini ya pentingnya punya skill, pantas disuruh les terus”.

Lalu muncul pertanyaan, apakah Tough Love masih tepat untuk di Era sekarang ? Menurut saya Iya dan sangat-sangat tepat. Tapi perlu ada penyesuaian, karena anak di Era sekarang perlu penjelasan yang detail, dan kalau gak bisa aja mereka tidak melakukan apa yang kita suruh atau bahkan melawan.

Karena anak-anak belum tau manfaat larangan-larangan dari Orang Tua,  jadi kamu yang jadi orang tua atau menuju menjadi Orang Tua, pelan-pelan belajar skill berkomunikasi.

Bagi saya, Cinta dan Kasih sayang tidak melulu tentang kelembutan atau kenyamanan, tapi juga tentang konsekuensi, paksaan, perjuangan, tindakan yang cukup keras. Agar yang kita menjadi manusia yang seutuhnya.

Apa didikan dari Orang Tua kamu yang menurut kamu keras tapi dampaknya besar ? Share di kolom komentar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *